WONOGIRI –Mencegah Stunting itu penting. Pemerintah Kabupaten Wonogiri dan berbagai lapisan masyarakat sudah berupaya mendukung pencegahan dan penanganan stunting. Salah satu yang dibutuhkan di Wonogiri yaitu payung hukum Perda ASI Eksklusif dan IMD.
Demikian disampaikan Dosen Program Studi (Prodi) Hukum Tata Negara (HTN) Sekolah Tinggi Agama Islam Mulia Astuti (STAIMAS) Wonogiri, Ruslina Dwi Wahyuni, S.Sos, MAP pada acara Seminar Peran Penyuluh Agama Islam untuk Mencegah Stunting di Wonogiri.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka Hari Ibu, Rabu, 22 Desember 2021 itu diselenggarakan Prodi KPI dengan menghadirkan peserta Penyuluh Agama Islam Kementerian Agama (Kemenag) Wonogiri. Selain luring di Aula Kampus STAIMAS Wonogiri, seminar juga dilakukan secara virtual melalui Zoom Meeting.
Lina melihat banyak upaya konkrit yang sudah dilakukan Pemkab Wonogiri bersama seluruh lapisan masyarakat. “Di Kabupaten Wonogiri sudah ada Perbup tentang Peningkatan Pemberian ASI tahun 2012. Ke depan sebagai upaya payung hukum yang lebih luas dan mengatur secara detil tentang ASI Eksklusif dan IMD, Wonogiri perlu ada Perda yang mengaturnya,” lanjut Lina.
Perempuan yang menjadi Ketua Komunitas Wonogiri Peduli ASI (Kowpas) itu berharap para penyuluh agama Islam berperan mendukung para ibu sukses menyusui bayinya secara eksklusif.
Menyusui bukan hanya urusan ibu-ibu. Bapak-bapak pun perlu tahu. Sebab, banyak faktor yang mendukung keberhasilan ibu dalam menyusui. Para penyuluh bisa menyampaikan di khotbah Jumat, pengajian dan sebagainya,” tambah Lina.
Ketua STAIMAS, Atik Nurfatmawati, SE, M.I.Kom berharap sinergi perguruan tinggi Kemenag dan Dinkes bisa terus terjalin untuk mendukung program-program pemerintah. Salah satunya mensuksuskan Sustainable Development Goals (SDGs).
Atik menuturkan di STAIMAS ada empat Prodi yang siap berkolaborasi untuk melaksanakan berbagai kegiatan terkait Tri Dharma Perguruan Tinggi. Keempat Prodi itu adalah KPI, Hukum Tata Negara (HTN), Ekonomi Syariah (ES) dan Pendidikan Agama Islam (PAI).
“Terkait seminar Peran Penyuluh Agama Islam untuk mencegah stunting, mari sama-sama membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya seribu HPK atau Hari Pertama Kehidupan,” imbuh Atik dalam sambutan pembukaan.
Plt Kakemenag Wonogiri, H. Haryadi, S.Ag. MSi yang hadir melalui Zoom Meeting dari Lampung mengajak seluruh penyuluh agama Islam untuk berkontribusi mencegah stunting. “Untuk berkonrtibusi membangun kesehatan, mari melalui bidang kita masing-masing laksanakan kegiatan di lapangan ikut mencegah stunting,” imbuh Haryadi.
Dia mengingatkan seluruh peserta agar masyarakat diberi pengertian tentang bahaya stunting. Yaitu, akan mempengaruhi fisik anak dan perkembangan kesehatannya. “Masalah stunting perlu perhatian bersana. Mari keroyok bersama. Kami menyambut baik upaya yang dilakukan STAIMAS dengan menggandeng Kemenag,” ucap Haryadi.
Dia berpesan pentingnya umat untuk meninggalkan anak keturunan yang kuat dan cerdas.